PADANG - DPD KNPI Sumbar bersama Anggota DPD/MPR RI Asal Sumbar Alirman Sori gelar kegiatan sosialisasi 4 Pilar kebangsaan yang dilaksanakan di aula gedung KNPI Sumbar.
Kegiatan tersebut di hadir sebanyak 150 kader dari berbagai OKP yang berhimpun di KNPI Sumbar.
Dalam sambutannya Ketua DPD KNPI Sumbar Angga Azkardha mengucapkan terimakasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada senator asal Sumbar tersebut,
Angga Azkardha menegaskan bahwa KNPI Dan organisasi pemuda yang berhimpun di tubuh KNPI akan tetap berkomitmen untuk menjaga empat pilar kebangsaan.
"Empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tungga Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah Harga Mati, karena sudah menjadi konsensus bersama para pendahulu bangsa dan menjadi roh bangsa Indonesia,
"Kita dari DPD KNPI Sumbar berharap kegiatan yang digelar hari Ini bisa membawa dampak yang baik dan positif, demi persatuan dan kesatuan para pemuda, terkhusus dalam mengaplikasikan nilai-nilai empat pilar kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari " ujar Angga
Anggota DPD/MPR RI, Alirman Sori menjelaskan pluralisme yang ada di Indonesia merupakan kekuatan cukup besar yang dimiliki bangsa ini.
"Perlu diketahui, bangsa dan negara Indonesia ini lahir dari rahim kemajemukan, namun milik satu tujuan, " kata Alirman Sori saat jadi pemateri dalam sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang diselenggarakan bersama Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumbar, di Padang, Senin (8/8).
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies dan Fenomena Capres 2024
|
"Ini bisa dikatakan membangun kekuatan besar yang mengangkat harkat dan martabat pemuda, " tukas Senator asal daerah pemilihan Sumatera Barat (Sumbar) ini. Hal lainnya disampaikan Alirman Sori yaitu menyangkut faktor eksternal yang bangsa dan negara Indonesia saat ini.
"Tantangan secara eksternal yang terjadi saat ini adalah soal globalisasi. Ini terlihat dengan tidak adanya lagi soal batas negara yang tidak bisa dilihat secara global saat ini, " ujar Alirman Sori.
Dia menegaskan, hal ini disebakan dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga apa yang terjadi di berbagai belahan dunia bisa dilihat dengan bantuan teknologi itu.
"Bahkan, bisa dikatakan ancaman globalisasi itu sudah masuk ke "dapur" kita. Ini dampak dari kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan tersebut, " lanjut Alirman Sori lagi.
Alirman Sori menambakan, aspek kedua faktor eksternal yang mempengaruhi atau menggerogoti nilai-nilai kebangsaan itu adalan kapitalisme yang sudah menjarah ke dalam ruang-ruang kebijakan politik negara hingga ke tingkat daerah.
"Caranya, dia (kapatalisme, red) masuk pada orang-orang yang punya pengaruh dengan "menitipkan" pesan-pesan mereka melalui kebijakan yang akan dibuat orang-orang yang punya pengaruh dan kekuasaan itu, " beber Alirman Sori.
"Bagi negara yang lemah dari segi ekonomi dan politik, sangat rentan disusupi praktik kapitalis ini, "